Wednesday, November 18, 2009

Tsunami, Nikah, dan Yunus

Aceh memang negeri sejuta hikmah, setidaknya buat saya personally. Unik karena banyak hal, juga tentunya tsunaminya. Cuman di aceh, daerah yang memiliki plang pengumuman di jalan-jalan bertuliskan "jalur evakuasi tsunami".
Sekali waktu saya coba ke pantai laut hindia-nya meulaboh, dan merasakan ombak setinggi 2 kali tinggi rata-rata orang indonesia dewasa. Yang pertama ada dalam benak saya adalah,"Gimana sih rasanya diserbu ombak tsunami?" Akhirnya saya sengajakan-lah diri ini untuk diamuk ombak, dan "Oh kira-kira begini rasanya..."

Kata orang-orang lokal,"Airnya setinggi itu mas!" sambil memberikan isyarat ketinggian kurang lebih setara dengan tiang listrik standar, "Arusnya kenceng mas, nggak sempet lagi lari!"

Bang Dian rohimahulloh, sahabat terdekat saya ketika di aceh pernah bilang begini,"Wah ngeri dulu mas! Rasanya tuh udah kayak kiamat kecil aja. Langit gelap gulita, terus bener-bener jalanan itu terbelah dua; terbuka, terus tertutup lagi. Mayat-mayat berhamburan di depan mata."

Pak supir kami dengan sangat berapi-api menceritakan pengalaman spiritualnya,"Ada mas, yang meninggalnya itu masih utuh pake jilbab, gak masuk akal kan... Ada juga yang tanpa sehelai kain pun. pernah kejadian, ada orang yang suka nyolong cincin dari mayat-mayat, besoknya dia langsung jadi gila. Pasti gara-gara kualat itu mas."

kembali ke bang dian, "Efeknya mas ya, percaya nggak, entah kenapa orang-orang setelah periode tsunami itu mendadak jadi banyak yang langsung nikah!" Mumpung sempet, gitu kali ya di benak mereka :).
"Selain itu mas, orang-orang tuh pada tobat setelah itu. Langsung solatnya jadi rajin, masjid rame", lanjut bang dian.
"Tapi nggak lama sih itu mas, abis itu ya lambat laun balik lagi kayak dulu, lupa lagi. Maksiat lagi..."

Saya langsung teringat ayat yang selalu bikin merinding setiap saya baca di surat yunus:

22. Dialah yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan. Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatannya kepada-Nya semata-mata. (Mereka berkata): Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur.
23. Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia, sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil kezalimanmu) itu hanyalah kenimatan hidup dunia, kemudian kepada Kamilah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.



Wallahua'lamu bishshowab

No comments:

Passenger waited at Kenangan Station


Hanya selintas pemikiran untuk merangkai setiap stasiun kenangan dalam hidup saya menjadi sebuah rute perjalanan yang indah

About Me

Singapore, Jurong, Singapore
Full-Time Undergraduate Student Materials Science and Engineering Nanyang Technological University Singapore