Wednesday, November 18, 2009

Facebook Parental Advisory

Salah satu teguran yang sangat sering, berulang kali disampaikan oleh ayah saya adalah: "Jangan ngebut, bawa motor pelan-pelan aja!" Tapi percaya atau tidak, apalagi yang pernah nebeng my lovely karisma atau vega, cbr, atau ybr, saya pasti nggak pernah nurut tuh! Bukan durhaka atau gimana nih, saya insya allah masih pada level anak yang nurut lah untuk perintah yang lain, kecuali yang satu itu... Usut punya usut, awalnya pas ibu cerita ke saya, "Halah bapakmu dulu itu kerjaannya kebut-kebutan. Knalpot dilepas biar berisik. Dimodif-modif biar makin ngebut." Nah loh, ketauan deh!

Saya tertarik banget untuk mencoba mengaitkan secuil kisah unik di atas dengan fenomena candu "facebook" yang muncul belakangan ini. Awalnya ide ini terbersit ketika saya iseng-iseng mengklik 'show older posts' di bagian paling bawah di setiap page buntu. Terus, terus, dan terus... hingga ketemu "Radyum Ikono has joined facebook." Dan dari titik itulah perjalanan kegilaan kita di facebook hingga hari ini dimulai. Bersih sekali memang pengarsipan yang dilakukan oleh facebook. Namun ternyata...

Di situlah letak permasalahannya. Bayangkan 10 tahun dari sekarang kita mendapatkan friend request dari Ahmad Nano Cobalt. Dag dig dug bisa jadi jantung ini dibuatnya, karena si Cobalt ini adalah putra pertama kita! Kisah berikutnya agak sedikit saya rekayasa, karena sebetulnya pilihan si bapak 1 orang anak ini sangat banyak, cuman kita buat jadi menarik lah di sini. Ya anggaplah si bapak ini saking banyaknya friend request akhirnya nggak sempet ngecek nama satu per satu, langsung lah di-accept semua tanpa sadar. Dan hancur lah semuanya seketika...

"Astagfirullah.. Ni bokap gw? Narsis amattttt...", setelah menelusuri 1000 foto dari zaman kita masih SMA, dibumbui dengan gaya-gaya manyun, monyong, mangap, mingkem, dan m-m lainnya.
Pasca melihat gaya-gaya kita pas kuliah taun pertama, "Masya Allah, ni anak org siapa digandeng2?? Ksian amat nyokap gw pernah diduain dulu, hiks... Udah gitu genit amat yak ngegodain cewek mulu..."
Yang lebih parah,"Huaaaa, bokap gw kok ngomongnya kasar banget, apaan ini binatang2, kelamin2 keluar smua :(....."
Udah gitu, "Hahahahaha ketauan kan pas SMA males belajar, HER melulu!"
Si Cobalt diam seribu bahasa pas baca status di bokap pas SMP, "Ah gatel nih mulut blom nge-sam soe!"

Dan lain sebagainya yang terlalu gak-tega-lah saya ilustrasikan di sini. Ya kalo saya sih, tipe orang yang sangat memedulikan pendidikan rumah, jadi ya hal di atas sangat-sangat merisaukan sebetulnya.

Sederhananya, kalau generasi kita sekarang, amat sulit untuk men-trace rekam jejak ayah bunda kita ketika muda dulu, paling banter ya hanya kisah-kisah dari mulut ke mulut yang validitasnya bisa jadi sangat rendah, perawi-perawinya pun boleh jadi sangat subjektif. Maka nggak heran, generasi kita ini tipe-tipe yang hormat betul sama orang tua. Kalau buat saya, ayah itu sosok yang harus, dan memanglah begitu, sangat berwibawa, kepala keluarga yang nggak pernah salah, dan lain sebagainya, termasuk setiap perkataannya harus dituruti, karena pasti benar.


Nah bagaimana cerminan anak-anak kita di generasi mendatang? Inilah bahayanya, karena teknologi semakin maju. Kita yang sekarang punya blog, facebook page, kemudian juga foto-foto dari kamera digital, sms-sms di HP kita, bisa saja menjadi bumerang tersendiri buat kita yang para calon orang tua (amin, karuniakanlah Ya Rabb...) ini. Minimal, pasti akan ada sekali, anak kita searching di google, misal, "Radyum Ikono". Alih-alih keluar hasil yang membanggakan bagi seorang anak, ternyata justru membuat si anak hilang kepercayaan pada si babe ato nyak.

Closing, pas anaknya pulang dari warnet, bapaknya marah-marah,
"Cobalt, sini kamu! Ketauan ya udah berani ngerokok. Kamu itu masih SMA, mau jadi apa nanti?"
"Lah, dulu bapak malah SMP udah mulai ngerokok..."
"Eh kamu kok gitu jawabnya sama orang tua. Lagian kamu dari mana aja? Jangan facebook-an mlulu, masa maen dari subuh sampe ashar!"
"Ah bapak juga dulu gitu kan kalo udah facebookan? Sampe lupa solat"
"Eh sembarangan ya kamu! Udah sana masuk kamar, belajar buat ulangan!"
"Ah bapak aja dulu nggak pernah bgelajar kalo mau ulangan, buktinya HER terus kan......"
"Kurang ajar ya kamu, mau bapak jewer, hah?!"
"Hahahahah, dulu bapak nangis ya pas SMP di jewer sama mbah, ada fotonya tuh..... Hahaha"
PLAKK... BUG.. JEDER....

Bubar semuanya. Facebook parental advisory: Waspadalah, kalo nggak pingin rumah tangga anda hancur gara-gara facebook!

Mari menjadi orang tua yang baik :),
Ikono

Robbanaa Hablanaa min azwaajinaa wu zurriyyaatinaa qurrota a'yun. Waj'alnaa lil muttaqiina imaama
(Ya Rabb karuniakanlah kepada kami istri-istri dan anak-anak yang menyenangkan pandangan mata, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa) -- Al Furqon:74

No comments:

Passenger waited at Kenangan Station


Hanya selintas pemikiran untuk merangkai setiap stasiun kenangan dalam hidup saya menjadi sebuah rute perjalanan yang indah

About Me

Singapore, Jurong, Singapore
Full-Time Undergraduate Student Materials Science and Engineering Nanyang Technological University Singapore