Wednesday, November 18, 2009

Aa Gym yang Kucintai Karena Allah

Ahad pagi menuju siang, agak sedih karena datang terlambat 'konser'nya si Aa di KBRI Singapura. Sejak lama saya memang senang sama ceramah beliau, dibalik setiap hujatan, hinaan, serangan yang menerpa.

Tapi alhamdulillah Allah memberikan salah satu insight yang sangat menarik buat saya, ketika ada seorang penanya terakhir di sesi tanya jawab memohon penjelasan si Aa seputar polemik poligami beliau. Dan alangkah manisnya jawaban beliau tadi --> diplomatis dan politis ;):
"Kesalahan da'wah saya setelah saya renungkan, yang pertama adalah karena saya tidak pernah memberikan ceramah tentang tauhid sebelum ini. Memang enak ngasi materi tentang akhlak, tapi saya lupa bahwa tauhid adalah fondasinya. Seorang anak nggak diajarkan untuk solat terlebih dahulu, tapi "laa tusyrik billah"-jangan mensyirikkan Allah- dulu pada awalnya."

Ada sebuah kisah menarik Rasulullah yang coba dianalogikan oleh si Aa. "Lihat Rasulullah. Beliau akhlaknya baik. Ke mana-mana orang seneng, mempercayai beliau. Tapi begitu beliau menyampaikan masalah tauhid, orang kabur semua, nggak ada yang suka. 13 tahun di mekah, yang beliau sampaikan hanya aqidah: jangan menyekutukan Allah dst." Ibarat di tissue engineering, we need scaffold in the first place, supaya tissuenya bisa grow and proliferate completely hehehe...

Kemudian beliau menambah poin yang kedua, yaitu masalah figuritas. Penekanan beliau adalah bahwa selama ini orang mengelu-elukan beliau seperti artis. Ke mana-mana minta difoto, sampai-sampai ke pesantren mesti berdiri 3 jam untuk antrian foto. Dan beliau menyadari hal tersebut memberi dampak yang buruk. Saya jadi ingat ketika awal-awal beliau masuk ke komplek perumahan saya (tetanggan nih sama aa gym hehe), beliau menyelenggarakan open house di rumahnya. Sepatah kalimat yang beliau ucapkan yang disampaikan ulang oleh ibu saya, "Pak, bu, saya baru pertama kali merasa jadi orang biasa di sini. Ke masjid, pulang, ngurus anak, istri. Bertetangga. Dulu saya nggak bisa begini. Saya terus terang merasa bersyukur, ada hikmahnya hujatan-hujatan ke saya selama ini."

Kemudian dilanjutkan oleh beliau dengan 'hiburan' ke-poligamian-nya. Intinya,"Ya istri kita kan sudah ditakdirkan. Kok giliran saya gak boleh..." hehe. Ditutup dengan muhasabah yang menggigit khas Aa gym, pagi itu betul-betul memberikan banyak hikmah kehidupan buat saya, alhamdulillah... Semoga beliau selalu diberkahi dalam setiap langkah hidupnya, amin :)

*kutipan-kutipan di atas ada yang ditambahkan dan dikurangkan, karena ga tau persisnya gimana. mohon maklum :)

No comments:

Passenger waited at Kenangan Station


Hanya selintas pemikiran untuk merangkai setiap stasiun kenangan dalam hidup saya menjadi sebuah rute perjalanan yang indah

About Me

Singapore, Jurong, Singapore
Full-Time Undergraduate Student Materials Science and Engineering Nanyang Technological University Singapore