Wednesday, November 18, 2009

Malaysia Memang Lebih Hebat Dari Kita?

Alhamdulillah banyak mendapat kontemplasi berharga hasil perjalanan ke johor bahru, malaysia 2 pekan lalu. Bukan celotehan-celotehan, "Wah serasa balik ke indo aja nih." atau obrolan-obrolan ringan seputar bahasa malaysia yang comel (artinya: lucu) nan seronok (artinya: menarik). Tapi tentang kemajuan peradaban malaysia yang ditandai oleh sebuah produk bernama PROTON -ternyata kepanjangan dari PeRusahaan OTOmobil Nasional [1].

Bicara soal PROTON... Kualitas? Nggak bagus-bagus amat. Model? Bisa bikin sakit gigi deh kalau dibandingkan sama mobil-mobil jepang atau eropa. Spare part-suspensi-top speed dll dsb? Jauuhhh....

"Lah terus apanya yang menarik?"

Justru di situlah letak keunikannya. Percaya atau tidak, mobil berkualitas pas-pasan tersebut ternyata ramai menghadiri setiap lekuk jalan di johor bahru. Katakanlah 2 sampai 3 mobil merk yang berlambangkan matahari dan bulan tersebut, mulai dari yang usang hingga model baru, bisa kita temui di setiap 100 meter jalan besar. Dan memang menurut data hingga agustus 2008, si produsen telah berhasil memproduksi 3 juta mobil [1]. Luar biasa.

Nggak berhenti decak kagum saya akan kecintaan rakyat malaysia terhadap produksi bangsa mereka sendiri. Perkawinan antara tingginya kebanggan terhadap produk lokal dengan dukungan birokrasi dari pemerintah pusat nampaknya menjadi kunci kesuksesan tersebut.

Saya sempat mencoba browse, membandingkan harga proton satria neo dan honda jazz yang ternyata memiliki model dan specs yang nggak jauh berbeda. Ada yang berani menebak perbedaan harganya? Kalau dirupiahkan, harga kedua mobil tersebut berturut-turut dalam rupiah adalah 140 juta dan 300 juta [2], [3]! Setelah dicek ke salah seorang kawan saya yang tinggal di malaysia, ternyata memang pemerintah sana memberikan subsidi yang cukup besar untuk setiap pembelian produk proton. At the same time, mereka menaikkan pajak cukup siginifikan untuk setiap pembelian produk non-malaysian [1].

Saya mencoba menganalisa, bisa jadi inilah salah satu instrumen keberhasilan malaysia hingga hari ini; Negara yang ironisnya sering kita hina-hina namun fakta berbicara bahwa dalam banyak hal mereka telah jauh melampaui kita.

Melihat Indonesia Kita Tercinta

Agak tersentil dengan berita tentang wapres kita, Pak Jusuf Kalla, yang ternyata sangat besar kecintaannya terhadap produk lokal. Bayangkan, seorang wapres, sepatunya asli cibaduyut [4]! Sementara kita masih berputar-putar dengan kebanggaan produk asing, "Kalau nggak adidas kesian kulit kaki gw." hehe :D.

Saya pun sebetulnya masih jauh dari sempurna. Sepatu bola dan futsal saya asli adidas. Celana bahan Buffalo. Gesper, deompet dan celana jeans merk aneh, tapi yang jelas sih produk asing. Jam tangan casio (ada gitu jam tangan produk lokal?).

Tapi insya allah niat itu ada, teman-teman. Percaya deh... Pingin rasanya ke depan nanti kalau beli sepatu bola beraih ke spotec punya lokal. Alhamdulillah sepatu kerja saya selalu Buccheri. Baju-baju terakhir yang saya beli pun selalu batik. Nanti kalau ke bandung insya allah disempatkan deh mampir ke cibaduyut buat hunting celana jeans, dompet, sepatu asli sana. Ok lah, mungkin betul kualitasnya nggak sebagus produk luar, tapi apa iya sih segitu jauh bedanya? Pingin banget nih mencoba lebih berempati pada produsen-produsen lokal yang telah membanting tulang mengangkat devisa negara :).

Sedih itu perlu. Kecewa pada realita juga bisa mencerdaskan kita. "Ah bingung gw sama Indonesia. Capek...". Tapi mengeluh pun ada batasnya. Saatnya kita mencoba untuk lebih konkrit menolong kapal besar bermuatan 300 juta manusia ini dari kekaraman. 20 tahun dari sekarang, saya membayangkan semua produk asing akan mulai tergantikan oleh lokal. Mobil bermerk "Bimantara", jam tangan "Weker", Handphone "Genggam", prosesor "Cerdas", situs jaringan sosial "Jangkau", dan berjuta inovasi lainnya akan hadir kelak. Ketika itu, kita yang telah menjadi pemimpin bangsa, semoga nggak lagi tuh mengalami segala macam fobia anti produk dalam negeri.

Mimpi besar itu pasti bisa kita capai kawan. Mimpi besar untuk menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang terhormat dan terpandang. Kalau kita mau berusaha. Yuk makanya, bareng-bareng kita coba pelan-pelan :).

Singapore, 10 Feb 2009
di
IMRE, sambil nungguin experimen...

[1] http://en.wikipedia.org/wiki/Proton_(carmaker)
[2] http://paultan.org/archives/2006/06/16/proton-satria-neo-13-and-16-in-depth/
[3] http://paultan.org/archives/2006/08/17/new-honda-jazz-facelift-in-malaysia/
[4] http://www.gatra.com/artikel.php?id=121305

No comments:

Passenger waited at Kenangan Station


Hanya selintas pemikiran untuk merangkai setiap stasiun kenangan dalam hidup saya menjadi sebuah rute perjalanan yang indah

About Me

Singapore, Jurong, Singapore
Full-Time Undergraduate Student Materials Science and Engineering Nanyang Technological University Singapore